Minggu, 23 Desember 2012

Menghujat Ibu Kota.



Tulisan ini Murni Curhatan Saya Hari Jumat Lalu (21.12.12) di atas Kereta Gajayana Menuju Jogja.....

Ini tahun ke 4 saya tinggal di ibukota. Sejauh ini saya cukup bersahabat dengannya. Rata-rata yang mereka keluhkan tentang Jakarta adalah macetnya. Tapi tidak dengan saya. Jarak kos-kantor yang 7 kiloan saya tempuh dalam waktu 15-20 menitan. Normal kan?
Untuk beberapa kasus sebelumnya saya masih berusaha mentolerir. Hujan, perbaikan jalan, pohon rubuh, pertandingan bola di senayan, konser musik di GBK atau midnight  sale-an di Sency. Semuanya masih bisa saya tolerir, karena apa? karena saya tidak sedang tergesa-gesa. hehehe....

Tapiiii.....hari iniiiiii.......agak beda. Persahabatan saya dengan si Ibu Kota sedang dipertaruhkan!! *haishh*
Hari ini adalah hari mudik se ibu kota. Saya naik Gajayana jam 17.30 dan prepare waktu 2 jam untuk kantor-stasiun. Dengan asumsi kantor-kos 30 menit, siap-siap 60 menit, kos-stasiun 30 menit. Dan sayang semuanya buyar.

Jam 2 siang, Jakarta diguyur hujan deras. Jam 3an hujan reda. Jam 15.30 saya cabut dr kantor. Dan kemacetan sudah tampak dr semenjak pintu keluar kantor dari daerah pattimura.  Hmmm, biasanya sih macetnya cuma sampe Semanggi doang. Ternyata macetnya nggak ada jeda. Di semanggi nengok jam udah 16.10 aja. Lanjut lagi bermacet-macet ria. Ketika liat motor lain udah pada naik trotoar. Saya masih bertahan. Nggak akan. Nggak akan. Ini #sikap.

Sampai di Setia budi nengok jam lagi, 16.48. Paniklah saya. Abis nengok jam, lanjut nengok bensin dan jadi lebih panik lagi. Bensin motor sekaratttt...
Panik sepanik paniknya. Dan jadi ga kalem lagi. Gas rem, gas rem. Gas nya 5 detik, remnya 5 menit. Kacau. Makin lihailah saya menghajar selipan-selipan mobil-mobil mewah itu, sambil mikir, woiii...kenapa di jakarta belinya mobil SUV segede-gede gaban sihhh....
Sambil panik, sambil pengen nangis, dan sambil ngerasa bersalah untuk beberapa spion mobil yang kena cium spion motor saya. Sumpah deh baru sekali ini kok saya main cium spion kayak gini. Swear. *pengakuandosa*

Dan akhirnya jam 17.10 saya tiba di kosan, mungkin kalo di kartun mukanya udah item2 kali, puwas dikentutin kopaja. Dikos, ganti ransel dan cabut. Tp pe-er selanjutnya adalah:Mau naek apa ke stasiunnya?. Bensin motor udah sekarat. Ojek di pangkalan kosong semua. Bajaj dan taksi lebih ga bisa diarepin kalo ujan dan macet gini. Keputusannya adalah naik motor lagi dengan bensin yg sekarat itu, dan tentunya harus beli bensin dulu. Makian selanjutnya adalah : kenapa di jakarta jarang yg jual bensin eceran?!

Lalu antrilah saya di pom bensin.

Jam 5.25, baru kelar dari pom bensin, 5 menit sebelum kereta berangkat. Fix lah kesimpulan saya kalo akan ketinggalan kereta. Harapannya tinggal nunggu mukzizat Tuhan. Tapi kereta dari stasiun pertama jarang molornya, naik Gajayana pula. Harapan pupus lagi.

Setelan hati abis dari pom bensin udah agak kalem. Karena udah tau bakal ditinggal kereta. Secara kemacetannya ga jauh beda. Jam setengah 6 ya masih disitu-situ aja.
Akhirnya, sampailah saya distasiun jam 5.45.  Parkir motor trus jalan cepat sambil iseng nanya porter lewat, "Gajayana udah berangkat pak?"
Porter itu langsung kaget dan teriak nyuruh cepet-cepet, ternyata keretanya belum berangkat! Langsung deh saya lari sekuat tenaga, sambil dibantu porternya teriak-teriak, "Ini naik gajayana...ini naik gajayanaa....!". Udah kayak film AADC deh, bedanya ini naik kereta dan gak ada Rangga nya #apeu.

Dengan dibantu petugas KAI dan bapak porter. Akhirnya saya selamat sampai di gerbong restorasi bersama muka-muka pucat pasi lainnya yg sama-sama sedang menghujat Jakarta. 3 menit kemudian Kereta Api berangkat.

Yah, begitulah kisah perjalanan saya sore ini. Beberapa catatan yg saya ambil :
  1. Di jalan tadi saya sempet menyesal dengan keputusan-keputusan saya seperti kenapa ga pulang kantor lebih awal, udah tau ujan. Kenapa ga naik trotoar aja udah tau  bisa lebih cepet, dll. But in the end, tidak ada yg harus disesalkan dari keputusan saya. Karena Tuhan sudah menyiapkan jalannya. Sepaket sama hikmahnya.
  2. Plis dipertimbangkan lagi dong yg mau beli mobil SUV segede-gede gaban. Your car is not fit with this city, and this city doesn't need your pride!. Dipakenya kalo keluar kota aja dongg....*abis ini saya pasti digetok @kinakini deh :(
  3. Wahai para sopir2 kopaja, ketauilah bahwa emisi yang engkau keluarkan sudah melewati batas. Dan dear kemenhub, tolong kontrol emisi diperketat.
  4. Maaf sekali atas kekhilafan saya tadi nyium spion-spion anda. Beneran ga sengaja. Semoga sekali ini saja. Buat pengendara motor lainnya, ati-ati juga yaa...:(
Well, selamat Liburan semuaa, salam hangat untuk keluarga :)

Cepat Sembuh Jakarta

 *Hari Sabtunya, ternyata macetnya lebih parah, Jakarta Banjir di 22 titik. Saya baru kemudian mengerti mengapa mereka beli mobil-mobil mewah jenis jeep atau SUV segede-gede gaban. Supaya nggak tenggelem dan kebanjiran. #okesip.


Jumat, 12 Oktober 2012

The Lesson From The Distance


Have you realized that sometimes Distance is good for our phase of life ? I have.

Kalimat diatas mungkin biasa kita kenali dengan apa yang disebut dengan 'hikmah'. Sometimes we get difficult in looking for si 'hikmah' ya kan?. Makanya waktu si 'hikmah' ini ketemu, rasanya kok kayak pengen meluk-meluk si Maha Perencana, untuk segala rencananya yang sempurna untuk kita. Ya, 'jarak' adalah pelajaran hebat yang diberikan oleh Allah yang akhirnya menjadi hikmah tersendiri bagi perjalanan hidup keluarga kami.

Mau share sedikit yah....

Kesempatan bagi keluarga kami untuk tinggal bersatu dalam satu rumah bersama-sama hanya sampai dengan tahun 1998. Waktu itu kakak diterima kuliah di ITB, di kampus dan jurusan impiannya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan orang tua saya saat itu, mungkin bangga, mungkin sedih. Yang saya tahu persis hanyalah perasaan saya saat itu, sangat sedih. Saya ingat betul gimana nakalnya saya ke kakak saya ini yang beda 5,5 tahun dari saya. Ya karena saya tahu persis, dia akan mengalah untuk apapun yang saya lakukan terhadapnya, hihi...*grinning. Sampai suatu ketika, dia harus pindah ke bandung dan berpisah dengan keluarga. Dan sayapun kehilangan obyek penderita. (duh pengen ketawa mulu nih nulisnya;p).

Lalu tahun 2002, tiba-tiba Bapak dapat SK penempatan di Kupang, NTT. Tak dapat dihindari lagi, Bapak harus pindah. Bapak saya ini tipe-tipe nggak banyak bicara. Bicara ya cuma seperlunya, paling sering kerja, nonton berita dan baca koran. Komunikasi saya dengan Bapak seadanya, jarang ngobrol juga. Tapi yang sweet dari bapak saya ini adalah beliau rajin nganterin susu coklat ke kamar saya ketika lagi musimnya ulangan. Itu aja. Hahaha.....*toss dulu dong pakk;p.

Jadilah setelah kepindahan Bapak ke Kupang, saya hanya tinggal berdua dengan ibu di Jogja.

Tahun 2006, ada suatu fase dimana kami sekeluarga terpisah-pisah dan tidak tinggal di satu rumah. Saya Kerja Praktek di Jakarta, Kakak sekolah di Malaysia, Bapak pindah ditempatkan di Pare-pare, dan Ibu saya tetap jaga kandang di Jogja (that's because my mom is a teacher, dan nggak bisa ikut pindah-pindah ngikutin Bapak).

Lalu tibalah tahun 2009. Bapak pensiun dan bisa kembali ke Jogja. Kakak saya juga udah kelar kuliah S2, menikah, dan memutuskan untuk tinggal di Jogja.  Semuanya nyaris kumpul lagi. Tapi ternyata, tahun itu giliran saya yang harus pindah keluar kota, Jakarta. Mau gak mau, suka gak suka :)

Lika-likunya emang udah mirip kayak drama. Sayang aja kalo nggak bisa ngambil lesson learned-nya. Si 'Hikmah' dari mata kuliah 'jarak' yang terdiri atas ratusan SKS ini saya rasakan benar-benar ketika saya ada di Jakarta sekarang. Jauh dari keluarga, dan semua menjadi lebih bermakna dan mengingatkan kembali pada semua perubahan yang terjadi.

Saya yang tadinya nakal banget sama kakak, adalah yang ternyata paling nggak bisa nahan air mata di stasiun ketika dia harus pulang ke bandung. Then i realized, i love him so much, dan kapok nakalin dia lagi. So do with my Father. Dulu satu rumah tapi nggak pernah ngobrol. Namun semenjak ditempatkan di luar kota, Bapak jadi lebih terbuka, sering bercerita dan tertawa. Dan sekarang ketika saya di Jakarta,  Bapak yang hobby ngirimin sms-sms lucu, Bapak yang nelpon untuk ingetin minum madu, Bapak juga yang selalu ngingetin ibu buat nelpon saya. Hihihi...

Sesusah-susahnya mata pelajaran 'Jarak' ini bagi keluarga kami, namun jarak inilah yang mengajarkan kami tentang kesetiaan, kekuatan, kasih sayang, tanggung jawab dan komitmen.  Jangan terlalu khawatir tentang jarak yang memisahkan, seiring dengan berjalannya waktu, dia akan mengajarimu bagaimana caranya untuk bertahan. Dan mungkin dia akan memberikan pelajaran lebih dari yang engkau bayangkan.

1.38 AM, Di Pulau Borneo, yang tetiba mengingatkan saya untuk menulis tentang jarak. Selamat Malam :)


"Another Aeroplane, another sunny place, i'm lucky i know....
but i wanna go home, mmm, I got to go home....".
 Home, Michael Buble. 


Minggu, 02 September 2012

Hello You.

Halo, kamu, apa kabar ?
Pertanyaan ini sama-sama kita tahu, tidak perlu dilontarkan lagi.
Aku hanya ingin berbagi analogi disini, agar kamu dan mereka mengerti.
Jika tidak lagi dapat memperjuangkan, memang sebaiknya pergi.
Tak perlu lagi mengais-ngais hati ini yang sudah terberai tanpa arti.
Mengumpulkannya dan memporakporandakan. Berulang kali.
Aku lelah, aku tahu kamu juga. Ini sudah terlalu lama.
Seperti yang kamu ungkapkan, memotong kepala memegang kaki.
Jangan egois. Banyak hati yang akan terluka lagi.
Ini sudah aku katakan berulang kali. 

Untuk segala perbedaan yang kita hadapi,
Prinsip kita sama, diri sendiri yang akan kita korbankan.
Bukankah begitu, teman?
Hati ini, Biarlah Allah yang jaga, pun dengan perasaanmu dan aku.
Percayakan ini pada-Nya. Biar Dia yang menyelesaikannya, sang penyembuh luka.

Pemberani mati sekali, pengecut mati berkali-kali.
Aku memilih menjadi pemberani dengan menulis ini.
Jangan dekati aku lagi, jika pilihanmu terbagi.
Dengan waktu yang sama, jangan bergerak di dua hati.

Awalnya aku mempercayakanmu sebagai obatku.
Tapi sudah tidak berkerja lagi.
Karena kamu hanya membuatku tercandu.
Mungkin obat lain sudah menunggu.
Jangan lagi mengiba, dan membuatku menantimu.
Janjimu, sudah tidak tepat waktu.

Hello You.
Aku mohon jangan datang dan pergi sesuka hati.
Karena pria sejati mempunyai ketetapan hati.

-

@ai_dhias

Perahu Kertas

Perahu Kertas.Radar Neptunus.Aquarius.
Menulis.Melukis.Copywriter.Books.Unmainstream.Genuine.
Passionate.FAITH.Flows.Hope.
ME.

Trust to Where it Flows


@ai_dhias
Image from: gulaliproduction.wordpress.com

Selasa, 14 Agustus 2012

Tambah Usia

Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Salah satu janji sederhana saya tahun ini adalah merapikan foto-foto di folder saya. Dan tahu apa? Ternyata itu bukan janji sederhana. Folder foto ada dimana-mana, laptop, netbook, komputer kantor, handphone, dan kondisinya sangat berantakan. Bebeberapa diantaranya sudah terfolderkan, dengan berbagai macam kategori acak. Sebagian lagi asal taro karena tergesa. Saya meremehkannya. Padahal jika foto2 itu tidak terback up dengan baik dan hilang, saya tidak tahu akan berapa lama menangisinya. Maka rencana saya adalah merapikan folder saya per tanggal-bulan-tahun, dan memback up nya ke CD per tema. Sounds nice :D

(Tentang back up memback up ini, jangan lupa untuk memastikan bahwa settingan waktu di kamera kamu udah bener, dan bios di laptop/komputer kamu masih oke. Kalo nggak maka tanggal kamu motret jadi nggak bisa ke detect lagi :(( )

Well, Memandangi foto-foto itu membuat saya selalu ingin menuliskan segala yang telah saya jalani sejauh ini. Karena saya tahu tulisan akan abadi. Siapa tahu nanti anak saya suka blogging juga, jadi bisa menikmati tulisan mama-nya dimasa muda. Haha..... *cari suami dulu cyinnn*
Ya, saya akan menuliskannya, sedikit demi sedikit.....

Pertama tentang pertambahan usia saya di tahun 2012 ini :)

Sekarang sudah akhir bulan Agustus, 8 bulan sudah tahun 2012 ini berjalan. Mungkin ini tahun tercepat yang pernah saya rasakan. Hari berganti, tahu-tahu jumat lagi-jumat lagi. Cepat sekali. Keinginan nulis di Blog tentang ulang tahun sudah ada sejak 14 februari yang lalu, dan baru detik ini terealisasi. Bukan apa-apa sih, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih. Beribu terimakasih.

Bulan februari yang lalu, saya jadi panitia lelang. Penuh lembur-lembur. Tapi saya menyadari, ada yang asyik dalam pekerjaan ini. Jadi semacam tersiksa tapi bahagia. Kayak tinggal dijakarta, mau mati, tapi tetep aja disini. Ya karena saya ketemu temen-temen asyik di lelang ini, @armandbudiman, @dianzbox, @garika_up, @indra_maulana, @anggerrita, mba Icha, Raymond, Erik :D. Dengan teman-teman ini semua dimuntahkan, dari kerjaan sampai cicilan, dari suasana hati sampai investasi *uhuk*. Mereka juga yang rela menemani saya menghabiskan detik-detik usia dua puluh lima di jakarta. Terimakasih juga pada teman-teman ruangan, @asatriana yang udah beliin kue, chris, ririn, widya, dan tidak lupa Pak Kasi kesayangan Pak Firsta. TERIMAKASIH.


Sebagian orang bilang umur 26 sudah tidak lagi muda, sebagian lagi bilang, perjalanan masih panjang. Saya bersyukur masih diberi waktu sampai detik ini dengan seluruh anugrah disekitar saya, kekurangan dan kelebihan pencapaian saya.

Ibarat naik rollercoaster di Dufan. Naik turun, cepat lambat. Suka-suka rollercoasternya. Apakah saya berhak menghentikannya? Mau teriak sekenceng apa juga kalo belum waktunya berhenti juga nggak akan berhenti. Jadi daripada teriak-teriak, mungkin akan lebih baik jika saya menikmatinya. Menikmati pemandangan indah ketika saya diatas, pasrah ketika jungkir balik, dan bersyukur ketika sedang melewati lintasan horizontal. Toh dia juga punya waktu untuk berhenti. Walau setelah selesai naik rollercoaster, kita juga harus naik Histeria atau Tornado. Hahahaa…Jangan khawatir! Semua akan membuat kita makin berani!
Selamat Ulang Tahun, Ai :)

 Tukang lembur, minus erik

  Temen-temen ruangan, plus pak Kasi

  Best Friend, Mama Kedric


 The Cake



Jumat, 10 Februari 2012

Berjihad dengan Sederhana

Saya teringat sebuah pertanyaan dari seorang teman, “ Kamu kalo denger isu-isu panas di gitu suka ikut komentar nggak sih di timeline?”. “ Emmm...kayaknya nggak terlalu, kecuali isu SARA, aku bisa teriak-teriak.....”

Ini tulisan saya tahun lalu, dan nggak jadi terpublish di Blog karena saya merasa kurang ilmu. Tapi saya pikir, nggak masalahlah...nanti kalo ada yang salah semoga ada yang bantu membenarkan, kalo nggak gini, ilmu nggak bertambah. Jadi, jika ada kesalahan dalam tulisan ini, sepenuhnya karena keterbatasan saya. Mohon dikoreksi.

Saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam.
Saya masih terus belajar semenjak pertama kali saya memeluknya, 13 tahun yang lalu. Saya pernah memeluk agama lain sebelum saya ada disini, dan saya bersyukur atas rencana AllAH SWT akan hal tersebut yang (mungkin) dapat membuat saya memiliki empati lebih terhadap permasalahan perbedaan agama di Dunia ini.

Seperti apa yang terjadi kurang lebih 10 tahun terakhir, pemboman dimana-mana yang mengatasnamakan isu agama. Sampai dengan issue terakhir tentang kekerasan yang dilakukan pada aliran Ahmadiyah (tulisan ini saya buat bulan Februari 2011, tepat setahun yang lalu, ketika ada kekerasan terhadap aliran ahmadiyah). Dan saya terhenyak.
Issue agama tidak mudah untuk saya saring sebagaimana issue tentang politik. Saringan isu politik hanya berhenti di otak. Sedangkan issue agama ? Dia harus membuatku mengerahkan seluruh otak dan emosi untuk mencerna dan berpikir, mana yang benar??! Dan saya bagai terhempas pada dunia yang dingin, tak ada kehangatan, tak ada perasaan, yang ada hanya benar dan salah. Itu kemutlakan.

Namun ternyata, bukan jawaban benar dan salah yang ternyata saya butuhkan. Tapi proses untuk mencari pemahaman yang berujung pada ketenangan hati, saya rasa itu cukup.

Tempo hari, tiba-tiba saya ingin belajar tentang jihad dalam Islam.
Kata yang sering mereka dengungkan sebagai pembenaran atas apa yang mereka lakukan untuk menyakiti orang-orang yang tidak sepaham. Sekali lagi, saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam, dan dengan keterbatasan saya, saya ingin berbagi tentang apa yang saya dapat.

Dasar kata arti jihad adalah “berjuang” atau “ berusaha dengan keras”. Jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", maka lebih tepat bahwa ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . (Wikipedia, 2011- sumber yang saya anggap netral)

Ada pula yang berpendapat bahwa:

Sekalipun kata jihad menurut bahasa memliki arti mencurahkan segenap tenaga, kerja keras, dan sejenisnya, tetapi syariat Islam lebih sering menggunakan kata tersebut dengan maksud tertentu, yaitu berperang di jalan Allah. Artinya, penggunaan kata jihad dalam pengertian berperang di jalan Allah lebih tepat digunakan ketimbang dalam pengertian bahasa. Hal ini sesuai dengan kaidah yang sering digunakan para ahli ushul fiqih: Makna syariat lebih utama dibandingkan dengan makna bahasa maupun makna istilah. (http://www.wisnu Sudibjo.wordpress.com)

*Wiii…kok saya jadi keder sendiri yah ngomongin ini*

Hmmm…pada dasarnya saya hanya ingin berbagi tentang ilmu yang damai-damai aja kok, seperti yang saya baca tentang Etika Perang Nabi Muhammad SAW:
1. Jangan berkhianat.
2. Jangan berlebih-lebihan.
3. Jangan ingkar janji.
4. Jangan mencincang mayat.
5. Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita.
6. Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.
7. Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.

Prinsip yang jelas. Dan jika menilik lagi tentang ‘jihad’ yang terjadi sekarang tentunya tidak seperti yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW pada masa itu. Bapak Hasyim Muzadi pun menyebutkan bahwa kekerasan dalam Islam itu mutlak tidak dibenarkan kecuali umat islam diserang/diusir oleh musuh yang jelas. Dan apa yang terjadi di Indonesia tidak mempraktekan prinsip semacam itu.
Tentu pengetahuan saya sangat minim untuk berbicara tentang Jihad. Dari tulisan ini dengan seluruh keterbatasan saya, saya ingin menyampaikan bahwa masih banyak yang dapat dilakukan orang muslim dalam berjihad selain harus dengan menyakiti secara hati dan fisik kepada orang-orang yang tidak sepaham. Tidakkah ISLAM ingin dikenal sebagai agama pembawa kedamaian? Rahmatan lil alamin? Bukan hanya anugrah bagi orang islam tapi juga bagi seluruh alam raya. Bagaimana orang yang belum sepaham ini dapat memahami kedamaian ISLAM jika contoh-contoh yang ditunjukkan adalah hal-hal yang tidak dapat diterima hati nurani?. Jihad yang salah bukan melindungi ISLAM, tapi justru membuat nama ISLAM menjadi buruk. Mereka tidak akan kagum dan berdebar dengan bom bunuh diri, tapi justru akan terheran-heran bagaimana seorang bayi bisa ikut mati.

Jika kembali pada definisi jihad sebelumnya bahwa jihad adalah perjuangan mendirikan syariat islam, maka sebenarnya banyak yang bisa dilakukan karena yang dinamakan syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Jadi tentunya banyak turunannya. Jihad bisa dilakukan dengan sederhana, memberikan contoh-contoh bahwa Islam sebagai agama pembawa kedamaian.

Tulisan ini tidak ingin saya tujukan pada siapapun. Saya hanya ingin kita saling bekerja sama menunjukkan bagaimana orang muslim ini dapat bermanfaat bagi sesama. Tidak saling menyakiti secara fisik dan hati terutama bagi orang-orang yang belum mengerti tentang Islam. Sungguh ini permohonan saya dari lubuk hati yang paling dalam. Saya akan melanjutkan tulisan ini, untuk menjabarkan lagi tentang latar belakang pemikiran saya. Senantiasa menunggu feedback dari teman-teman. Terimakasih banyak.


Islam is Peace.

@ai_dhias