Rabu, 20 Mei 2015

Happy 5th Birthday my Blog: Bersahabat Baik dengan Perpustakaan

Ternyata saya menetapkan tanggal yang indah saat pertama kali launching Blog ini, 21 Mei 2010. Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, yang waktu itu sebagai hari kebangkitan saya menulis ceritanya. Sayang sampai sekarang baru 27 tulisan terkumpul di blog ini setelah 3 kali pindah-pindah blog. Bentar lagi juga kayaknya mau pindahan lagi, website sedang dalam proses pembuatan, hadiah ulang tahun dari kakak, tapi belum sempet diurus contentnya. Biasalah penyakit kebanyakan mikir.

Sebelum pindah kesana saya ingin sharing disini dulu,

TENTANG PERPUSTAKAAN.

...karena saya sedang amaze dengan perpustakaan di kampus saya saat ini, University of Queensland, Australia, yang akhir-akhir telah membuat saya betah bersamanya. Saya yakin universitas bertaraf internasional lain juga punya perpustakaan yang tidak kalah hebat. Ini mungkin hanya sharing sedikit, kali aja bisa diwujudkan dengan sebagian alokasi 20% dana pendidikan dari APBN di Indonesia.

Jadi Perpustakaan di kampus saya ini .......

1. Ada berbagai sumber literature

Universitas membeli hak-hak akses dari ribuan jurnal, e-book dan segala sumber lainnya. Sejauh ini, belum pernah terkendala mengakses sebuah jurnal. Mungkin ini nanti yang akan sangat dirindukan ketika kelar master dan kembali terjun ke dunia kerja. Produk yang bagus berasal dari sumber yang bagus. Jadi sebenernya ketika kembali kedunia kerjalah sebenernya akan banyak dibutuhkan literatur pendukung, biar otak tetep jalan, biar ilmu tetep nambah, biar hasil lebih berkualitas. Biar search ilmu nggak cuma cari dari google aja. Beruntung kita juga punya website Perpustakaan Negara Republik Indonesia (www.pnri.go.id). Situs ini gratis dan reliable lho. Buat yang belum punya account disini segera bikin yaa..

2. Ada berbagai jenis tempat duduk dan ruang diskusi

Posisi belajar biasanya suka pindah-pindah, berawal dari meja belajar, merembet kelesehan di karpet, melipir ke tempet tidur. Nah disini juga disediain berbagai tipe posisi belajar. Mulai dari meja doang tanpa colokan charger buat orang yang pengen fokus sama buku atau bawa laptop sendiri, meja dengan charger, meja dengan computer, meja dengan computer berdiri (buat antri printer), meja lesehan dibawah dengan bantal-bantalnya, meja melingkar buat dikusi, meja kotak dengan layar monitor lebar, dan berbagai jenis meja lainnya. Semua computer dilengkapi dengan suara ngebazz mas-mas yang selalu ngingetin jikalau usb kita ketinggalan setelah log-out.

3. Auto Loan and Return

Sistem auto loan dan return bikin segala proses lebih cepat dan mandiri. Untuk buku non high use, boleh dipinjem 1 bulan, untuk buku high use cuma 24 jam dan terus perpanjang jika diperlukan dan tidak ada orang lain yang recall. Untuk bagian peminjaman buku ini, ketersediaan bukunya belum dapat sesuai demand sih. Kayak buku ekonomi yang mahasiswanya ribuan, text book bikin rebutan, karena kalo beli harga bisa bikin nangis-nangis. 

4. Kalo masuk boleh bawa tas

Bagian ini nih saya suka, karena masuk perpus boleh bawa tas. Kebiasaan di Indonesia tas di taro di locker sebelum masuk perpustakaan. Jadi jangan lupa ambil dompet, hape, catetan, buku, earphone, charger hape, charger laptop, permen, jaket, kilikan (?!), dan segala macam printilan lain yang kalo lupa bikin kita mondar mandir. Nah disini tas boleh dibawa masuk. Beserta minuman botol dan cemilannya. Yang gak boleh cuma makanan panas. Kalo ada yang ngutil buku, ada alat deteksi di pintu perpustakaan yang (kayaknya) bakal bunyi. Belum pernah nyoba si.

5. Ada tempat tidur buat istirahat

Ini juga saya suka! tapi belom pernah nyoba si. Ada tempet tidur dengan penutup muka. Jadi kalo tidur sambil mangap (mulut kebuka) gak keliatan. Tapi tidurnya jangan lama-lama, kalau mau lama tidur dirumah aja. Gitu kata satpam. 

6. Ada microwave dan water refill

Kebiasaan kalo mau lembur sampe malem adalah bawa jahe wangi sachetan. Tinggal di kasih aer trus di taro di microwave. Hangat. Di beberapa perpustakaan tertentu ada yang kasih hot water langsung. Kalo lagi tersiksa jangan lupa banyak minum, karena badan panas, jadi air di badan cepat menguap. Hahaah. Oya, suhu di perpustakaan lebih hangat dari pada di rumah. Jadi ini juga jadi salah satu faktor utama betah di perpus. 

7. Ada satpam yang siap ngiter buat check ID card

Nah yang ini nyenengin-nyenengin nyebelin. Tergantung sama satpamnya sih. Ada yang satpamnya rajinnya banget. Ngontrol tiap 2 jam. Nanyain ID card. Ngerapiin kursi. Nyuruh diem orang-orang yang berisik di Quite Floor. Dan nutup ruangan microwave setelah jam 10pm T_T. Tapi kalo dapet satpam yang enakan, ruangan microwave senantiasa terbuka untuk anda. 


Okeee....sekian dulu sharing tentang perpustakaan di kampus saya. Pengen nyobain? Ayok daftar kesini, nemenin saya kuliah di World Top 50 University :D.


Last but Not Least,

Selamat Hari Kebangkitan Nasional Indonesia!

Maaf tahun ini nggak ikut upacara, tapi hati ku tetap berlabuh disana :)

Ps: 714 words, in 40 minutes. Argh coba nulis essay bisa begini. 



"Bersahabat Baik dengan Perpustakaan"

Minggu, 18 Januari 2015

There's Always A First Time in Our Life

10 days ago ...

I was on the train. On my way back to Jakarta after a quite long holiday.
Bringing a medium suitcase, a backpack and a shoulder bag. All full with my stuff.
Like a de ja vu. This scene brought me to the similar scene 5 years ago. 


With similar luggage with today, I sat alone in a middle-class-train. My brain was so busy thinking of how it will be tomorrow? Who is the person I'll meet? How’s my future office? Will I survive living in the biggest city in my country? Will I miss my parents so bad? Can I live here alone without them? Without my mother waking me up and preparing hot chocolate milk in the morning? And will always prepare her shoulder and wipe my tears in my lowest condition?


All my worries popped up in my brain. But there is no exit door within my journey. I had to face it. 


I arrived in my boarding house. A 4,5-year boarding house. I tried to adapt to the new circumstance. I went to the nearest market to buy some stuff in order to make my new home comfortable. I bought carpet, DVD player and television to cheer up my day.
In the next day, I went to my new office. I met new people and co-worker in a kind of prestigious office where lots of clever people and hard workers were there. Will I in the same frequency with them? Was I clever enough to join with them? Yes, I was afraid. Because my worry was bigger than what I had experienced. 


5 years after that. 

 
I could (surprisingly) adapt with the city. This city is not that scary for me. I have a new family. I have lots of new friends. I have my own enjoyment to enjoy this city. I finally called it 'home' after a series of business trip. Particularly when I visit some regions that don't have complete facilities as I have in Jakarta (if you get lost, you just have to raise your hand and the taxi will come to you and take you home-this called blessing in disguise). 


Now, I’m here in Brisbane.


Starting a new life for the next 2 years. I experience the same feeling like when I had to move from Yogyakarta to Jakarta. My brain starts questioning, how it will be tomorrow, how hard is the study will be, can I pass all courses, can I adapt with these all new circumstance?. Then in the day I open my new bank account, the bank officer smile to me and say, “Hey, you ask a lot of questions, don’t worry you’ll be okay…”:D. I forget that now I live in a no-worries-country as the old driver that picked me up at the airport said to me, “ Now you should start to say no worries ….” :)


Okay! Tomorrow is another day that I have to start a new thing in my life. The  Introductory Academic Program (IAP) is about to start. I will meet a lot of International students and new teachers. Let see how it goes. As I learned previously, the process is always started by talking with new people. So if I could communicate with them, then I could pass the process and realize that it will not as difficult as I think. Because there is always a first time in our life, the second onwards, must be easier and easier.
Wish me lunch! Eh…luck :P.