Jumat, 11 November 2011

Diklat Jabatan Fungsional

Stasiun Bandung, 11.11.11

Kali ini saya sedang di Stasiun Bandung, sambil menanti kereta yang baru akan berangkat 1 jam lagi. Sambil menunggu, saya ingin bercerita sedikit tentang diklat yang baru saja saya jalani di Bandung 2 minggu ini. Diklat Pengangkatan Jabatan Fungsional sebagai Penata Ruang.

Jadi sekarang, seluruh staf diarahkan untuk memiliki jabatan fungsional. Dengan adanya jabatan tersebut PNS diharapkan dapat bekerja lebih fokus, mandiri, produktif, kreatif dan inovatif dalam bekerja. Karena apa ? Dalam jabatan ini PNS akan dikelompokkan sesuai dengan keahliannya, dan akan dapat naik golongan dengan mengejar nilai kredit (yang kayanya susah banget ngumpulinnya kecuali dengan menulis). Istilah PGPS (Pintar Goblok Penghasilan Sama), semoga bisa di reduksi. Arah selanjutnya adalah Reformasi Birokrasi. Dimana dengan adanya jabatan fungsional tersebut, struktur organisasi dapat lebih dirampingkan. Terdapat wacana eselon IV akan dihilangkan di tahun sekian, eselon III akan dihilangkan di tahun sekian, selanjutnya eselon I dan II akan bekerja dengan para ahli-ahli tersebut. Belum terbayang bagaimana nanti jadinya, namun saya optimis bahwa fokus pada pekerjaan substansi akan memudahkan kami untuk belajar lebih profesional menekuni suatu bidang.

Para pengajar terdiri atas Widya Iswara dan para pejabat di lingkungan kantor yang masih aktif. Nah, untuk iseng-iseng saja, saya mengelompokkan pengajar menjadi 3 golongan, sbb :
1. Pengajar Galau.
Tidak semua puas dengan sistem penataan ruang di Indonesia saat ini. Agak membingungkan juga ketika si pengajar meluncurkan kritik-kritik dan pertanyaan-pertanyaan membingungkan terkait UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Saya seperti anak TK yang disuruh menilai poligami itu benar atau salah (Hedeh, analoginya gini amat ;p). Artinya, saya yang masih limbung jadi semakin bingung. Maigattt, hanya untuk menerjemahkan satu pasal saja ada banyak asumsi. Ending setelah pelajaran usai adalah, saya ikut galau bersama si pengajar -___-*

2. Pengajar Optimis
Nah, kalo yang ini oke. Kami disini memang untuk mencari pencerahan. Senang rasanya mendapat tipe pengajar yang optimis. Beberapa pengajar yang optimis pun terkesan lebih inovatif dalam menyampaikan materinya. Tidak berhenti disitu, mereka juga menyampaikan hal-hal diluar yang biasa kami pikirkan. Misalnya saja tentang Peraturan Zonasi. Dimana yang biasa dilakukan selama ini hanya sekedar mengisikan kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, tidak diperbolehkan, intesitas pemanfaatan ruang dan sarana prasarana minimum, dengan apa adanya. Padahal, dalam menentukan hal tersebut perlu analisis mendalam. Misalnya untuk daerah sempadan sungai rawan banjir, perlu ditinjau ketentuan untuk banjir tahunan X tahun atau Y tahun. Bahkan mungkin ketinggian saklar listrik minimum (agak a-spatial sih ;p). Pengajar lain juga menitipkan pesan untuk belajar dan belajar, segera googling untuk istilah-istilah yang tidak diketahui, dan mencari buku referensinya di perpustakaan jika ingin mengetahui sebuah konsep dengan lebih mendalam (hal yang tentunya jarang saya lakukan;p).

3. Pengajar Inspiratif.
Nah pengajar insipiratif ini saya temui di akhir-akhir diklat. Mungkin karena para pejabat harus mengejar nilai kredit lewat menulis, maka diakhir diklat ada mata diklat untuk menulis karya tulis ilmiah. Kedengaran agak berat, tapi saya rasa panitia mendatangkan orang yang tepat. Beliau adalah staf ahli di kantor dan sudah menuliskan sekitar 15 buku. Dari mulai buku yang terkait dengan penataan ruang maupun buku-buku popular. Dari beliau saya belajar banyak. Pertama, jangan takut untuk menulis. Ya, ini penyakit saya. Tulisan yang selama ini saya hasilkan jauh dari jenis tulisan ilmiah. Karena saya takut salah dan takut disalah-salahin orang. Oleh karena itu beliau memberi beberapa tips jika ingin menulis sesuatu di koran : aktual, berkontribusi memberi solusi, data yang valid (bukan fitnah), kata yang santun, dan dimulai dari koran lokal.

Yupppppp, kereta sudah jalan. Sekarang saatnya kembali menikmati perjalananan. Terimakasih untuk teman-teman Diklat Jafung Angkatan II yang sangat bersemangat, pinter-pinter dan hobi jalan. Buat yang muntah-muntah, mual-mual, bersin-bersin, masuk angin, semoga cepat sembuh. Sampai ketemu lagi dikantor :)

Role Play Penyusunan RTRW

Here we are :)

Senin, 07 November 2011

Apa Kabar Resolusi 2011?

Pagi!

Kemaren aku tersadar akan sesuatu didalam dompetku yang sudah hampir satu tahun tersimpan. Resolusi Buaya Muda 2011. Waktu itu kita menyusunnya di Pondok Cabe Jalan Gejayan, tapi aku lupa tanggal berapa. Lupa juga ini sebelum atau sesudah tahun baru. Kita biasa melakukannya, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi aku ingat sesuatu yang sedikit berbeda, resolusi buaya muda tahun 2011 tampak lebih sederhana, dibandingkan Resolusi tahun 2009 atau 2010.

Waktu itu aku ingat benar, kita sedang berjuang mencari jati diri. Berjuang menyelesaikan skripsi, berjuang menunjukkan eksistensi, berjuang cari kerjaan, berjuang cari makan. Bukan berarti sekarang tidak lagi. Tapi yang sekarang lebih keliatan pasrah dan berserah. Ada beberapa yang masih mencari, ada juga beberapa yang sudah merasa menjalani apa yang Dia takdirkan. Tapi pencapaian tidak akan ada habisnya, karena manusia berproses.

Aku tersenyum sendiri membaca resolusiku, ternyata cuma 2. Les piano dan bisa memaafkan orang. Kenapa les piano? Ini keinginanku dari SD, tapi jaman segitu, tak terjangkau. Pianikapun tak terbeli. Dan sekarang keinginan itu meletup lagi. Lalu yang kedua, kenapa bisa memaafkan orang? Karena memaafkan orang itu artinya bisa berdamai dengan diri sendiri. Nggak gampang.

Ada kabar baik dan kabar belum begitu baik. Untuk les piano, ternyata belum terlaksana sama sekali. Tapi brosurnya udah terkumpul kok (at least i try :P). Sempet tanya-tanya juga, ternyata kata mereka akan lebih mudah kalo les piano, punya piano dirumah. Karena les piano mahal dengan waktu yang sebentar. Jadi guru lesnya biasanya hanya kasih teknik bermain, sisanya harus belajar dirumah. Jadi ya belum bisa terwujud. Kabar baiknya, tentang memaafkan orang, terus belajar. Dan lama-lama bisa juga, hati lebih tenang. Ikhlas. Ada dua hal yang harus cepat dilupakan kebaikan kita dan kesalahan orang lain. Dan yang harus diingat , tentu saja kesalah saya. Semoga termaafkan.

Lalu, bagaimana dengan kabar resolusi para buaya muda yang lain?? Cepat diwujudkan yaa...:)

Check it out :)

Selasa, 01 November 2011

Mencari Sony

Mudah datang, Mudah Pergi, Tapi hanya Satu Tempat Kembali.

Me : Son, How’s Life ?
Him : Hi Yikk..., kabar biasa aja :), sedang menikmati hari-hari terakhir di Jakarta....
Me : ....................................

Kaget. Sedih. Marah. Bingung. Apa-apaan lagi ini ? Rasanya ingin marah dengan kata PENEMPATAN. Semuanya seperti baik-baik saja sebelum ‘dia’ datang, dan tiba-tiba saja ‘dia’ hadir, dan mengambil apa yang telah membuatku merasa lebih baik, TEMAN.

@SonyAnsyori. Kami mengenalnya 8 tahun yang lalu, tepatnya di kegiatan Student Camp for Peace (SCP) tahun 2003. Tidak menyangka bahwa pertemuan itu membuat teman-teman alumni SCP dan alumni peace camp-peace camp selanjutnya (yang tergabung dalam komunitas Peace Generation=buaya muda), menjadi teman ring pertamaku.

Termasuk si Sony itu. Entah dia sadar atau nggak, tapi dia telah membius para buaya muda, baik jantan maupun betina, untuk membuka deposit box, mengisinya dengan rahasia dan tumpahan curahan hati kemudian menitipkan kunci kepadanya. Ya, aku rasa dia tau semua kegundahgulanaan kami.

Aku lupa kapan tepatnya dia datang ke Jakarta, yang jelas itu kabar gembira buat kami, yang sudah duluan merantau di kota ini. Sony datang di saat yang tepat, tepat saat aku harus berusaha melupakan malam minggu. Dan dia juga orang yang tepat untuk sekedar menerima bahwa aku hanya akan melamun didepannya. Kosong. Tapi tak ada complain. Dia hanya mememastikan bahwa aku seharusnya bahagia. Dan hanya aku yang tahu bagaimana caranya.

Tapi bukan aku saja yang membutuhkannya. Si November (bukan nama yang sebenarnya), menelepon Sony dengan keresahannya dan meminta Sony untuk menghapus apapun tentang mr.X di facebooknya. Atau si Piano (bukan nama sebenarnya), yang menjadikan rumah Sony rumah pertama untuk diketuk dan menumpahkan seluruh kegalauannnya. Juga fikry (nama sebenarnya), yang numpang di kosan Sony sementara sebelum dia mencari kos yang perfecto di Jakarta. Semua mencari Sony....dalam keresahan, untuk diajak bicara, mendengar, bertukar ide, have fun, jalan-jalan, apapun....

Medan.

Itu kota baru yang akan dia tinggali. Jauh. Sama seperti mimpi-mimpinya selama ini. Tinggi. Apakah itu karena ditempatkan, atau dia yang menempatkan diri. Biarkan itu jadi rahasianya. Itu pilihannya. Awalnya marah karena dia tidak memberi tahukan rencana ini jauh-jauh hari, kami tahu inipun juga tidak sengaja. Lalu kamu anggap kami apa? #drama. Besok minggu dia berangkat.

Son, kamu berarti banyak buat kami. Begitupula kamu di Medan nanti. Pasti akan berarti banyak untuk orang-orang disana dan siapapun yang kamu temui. Pastikan kita semua akan bertemu di kota kita, Jogja dengan senyum dan banyak cerita. Selamat Berjuang ya son.....

Dedicated to Sony, dan siapapun yang akan ditempatkan. You are needed.

Kami, Para Perantau :)
Maaf ya Anas, lagi-lagi foto ini yang terupload;P

Sabtu, 17 September 2011

Mari Menikmati Perjalanan

Aku ingin memulai untuk bercerita lagi , kali ini tentang bagaimana kita (wajib) berprasangka baik atas semua keputusanNya. Tidak mudah untuk menyimpulkan bahwa rencana-Nya merupakan yang terbaik. Akan ada tahapan ketika kita yakin akan keputusan kita, bersikeras dengan semua yang kita yakini, sampai dengan kita harus percaya bahwa semua ini sedang dan harus terjadi. RencanaNya.

Aku sedang berada dalam perjalanan ke kotaku tercinta, Jogja, dengan kereta. Pemandangan diluar jarang aku temui. Biasanya aku pulang menggunakan kereta malam dengan pemandangan minimalis, hanya penjaja makanan yang datang silih berganti. Atau jika beruntung aku pulang dengan pesawat, itu juga kalau dalam rangka dinas kantor, dengan pemandangan awan putih di kanan kiri. Pemandangan baru mulai menarik ketika take off atau landing. Tapi sekarang aku pulang dengan KA pagi, dengan pemandangan yang sempurna!

Dan semua ini membuatku terhenyak dan berfikir bahwa entah ini sudah kepulanganku yang keberapa kalinya ke Jogja, yang tanpa kurencanakan sama sekali.

Aku termasuk orang yang paling menunggu saat bisa pulang kampung. Biasanya aku pulang ketika longweekend, libur 3 hari atau lebih. Ketika aku sudah kembali ke Jakarta, aku langsung melihat kalender lagi, supaya tahu kapan aku bisa pulang lagi. Dan itu yang membuatku semangat. Karena ada yang aku tunggu, saat pulang kampung dan bertemu keluarga. Orang-orang kantor juga sudah terbiasa dengan pemandangan itu, saat aku mulai sibuk bersaing dengan para pemudik lain untuk berlomba-lomba hunting tiket. Sampai-sampai aku sudah punya calo langganan. Apapun, asal aku bisa pulang.

Itu semua terjadi di tahun 2009-2010 yang lalu, rata-rata aku bisa pulang kampung 2 bulan sekali. Semua lancar, sampai saat ketika aku melihat kalender tahun 2011. Dan menyadari bahwa disana hanya sedikit sekali tanggal merah yang bisa buat PULANG KAMPUNG!. Lemaslah aku. Baiklah, tinggal mengandalkan libur lebaran dan jatah cuti yang aku punya 12 hari, potong cuti bersama.

Tapi ternyata, aku pun hanya bisa bersyukur dan bersyukur ketika tiba-tiba pemerintah mengeluarkan liburan cuti bersama dadakan 2 kali (yang sempat dihujat massa itu), atau ketika atasan memasukkanku dalam tim penyusun Raperpres KSN TN Gunung Merapi yang bisa membuatku bolak-balik ke Jogja dalam rangka rapat plus pulang kampung, atau seperti sekarang, aku pulang dalam rangka Sosialisasi Nasional Penataan Ruang ke SMA-SMA di pulau Jawa-Bali, dan lagi-lagi aku dapat jatah di Jogja. Yup, Siapa sangka aku bisa pulang 3 kali dalam 1 bulan, kalau bukan Tuhan ?

Ya, Rencanaku, tidak ada hebatnya sama sekali dibanding rencana-Nya.

Kembali aku palingkan pandangan ke jendela,...

Mari nikmati saja perjalanan kita, mungkin kadang berbatu, berkelok, becek, banjir, dan jangan lupa bersyukur ketika sedang melewati jalanan yang mulus dan lancar......semoga indah pada waktunya.........:)

Pemandangan perjalanan kali ini, 170911

Sabtu, 12 Maret 2011

Tuhan Selalu Mengabulkan Doa

Dunia pasti berputar. Kadang kita sangat bahagia. Kadang kita terpaksa berduka.
Jika sedang bahagia, mungkin kita terlupa bahwa Allah-lah yang mengatur semua.
Dan ketika berduka, semoga kita selalu ingat bahwa Allah akan selalu ada untuk kita dan Dia telah siap dengan jalan keluarnya. Bersyukurlah ketika kita masih selalu kembali kepadaNYA.

Dan hari ini, ketika semua terasa goyah, aku kembali mengingat-ingat tentang apa saja yang pernah kualami denganNya. Petualangan hidup yang luar biasa sampai aku tiba dititik ini, kembali dengan kejutan-kejutanNya, dan aku tetap yakin semua akan berakhir manis.
Seperti yang biasa Dia lakukan untukku. Ya, Dia selalu mengabulkan doaku.

Suatu hari dalam sebuah acara pengajian, seorang ustad bertanya pada peserta pengajian,
“Adakah diantara Bapak/Ibu yang doanya pernah tidak dikabulkan Allah ?”
Sekejap aku langsung melemparkan anganku pada semua mimpi-mimpiku, semua harapan-harapanku dimasa lalu, semua keinginanku terdahulu……
Dan aku menggeleng perlahan sambil tersenyum…
Ternyata semua telah dikabulkan olehNya…

Aku ingin sedikit berbagi tentang keajaiban-keajaibanNya…
Aku teringat kembali pada buku diary kecilku ketika aku duduk di sekolah dasar. Disana dengan polosnya kutuliskan cita-citaku, tentang sekolah-sekolah idaman yang ingin kumasuki.  
Mimpi lain setelah aku beranjak dewasa adalah melanjutkan bekerja di organisasi internasional dan jika suatu hari nanti aku menjadi PNS, aku cuma ingin masuk di 2 tempat, PU atau Bappenas. Ya, kesemuanya di kabulkan oleh Allah tanpa kecuali…, aku pernah merasakan AFSC, UNDP, Bappenas, dan berakhir di PU. What a miracles!!

Hari ini-pun aku terhenyak oleh doaku sendiri, doa yang bahkan sepertinya tidak mungkin dikabulkan oleh Allah…

Suatu saat, dalam keterpurukanku aku berharap, I wish I could turn back the time or speed up the time. Dan hari ini aku baru membaca berita bahwa gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang mengakibatkan hari bertambah pendek, karena terjadi pergeseran massa bumi. Sehingga bumi berputar lebih cepat yakni 1,6 microsecond. Huftttt……I don’t mean it for this case…

Well anyway, semua yang pernah kualami menjadi kekuatanku di hari ini, bahwa Allah akan selalu mengabulkan doa. Iman itu yakin dan percaya, tentunya setelah berusaha. Inilah imanku pada Allah, dan Allah pasti akan menepati janji-janjiNya. 
Hanya saja, Allah tahu pasti yang terbaik untuk kita dengan ilmuNya.
Seorang sahabat, Wiwit, pernah berkata bahwa Berani itu Berserah.
Aku mulai memahami makna kalimat itu, bahwa terkadang kita angkuh dan menganggap bahwa rencana kita adalah yang terbaik. Kemudian sibuk mencari jalan keluar, sibuk menangisi apa yang tidak tercapai, sibuk mengendalikan apa yang diluar kendali kita.
Variable berserah menjadi yang kesekian.

Ya Allah…
Engkau tahu benar kapasitasku dalam mengusahakan sesuatu. Dan saatnya sekarang aku menyerahkan semuanya kepadaMu dengan keyakinanku bahwa Engkau selalu memberikan yang terbaik untukku.

Ya, Tuhan selalu mengabulkan Doa.
Jadi berhati-hatilah dengan Doa dan apa yang kamu inginkan yah... :)

Senyum itu pasti kembali :)

Selasa, 01 Februari 2011

Berjihad dengan Sederhana

Saya teringat sebuah pertanyaan dari seorang teman, “ Kamu kalo denger isu-isu panas di gitu suka ikut komentar nggak sih di timeline?”. “ Emmm...kayaknya nggak terlalu, kecuali isu SARA, aku bisa teriak-teriak.....”

Ini tulisan saya tahun lalu, dan nggak jadi terpublish di Blog karena saya merasa kurang ilmu. Tapi saya pikir, nggak masalahlah...nanti kalo ada yang salah semoga ada yang bantu membenarkan, kalo nggak gini, ilmu nggak bertambah. Jadi, jika ada kesalahan dalam tulisan ini, sepenuhnya karena keterbatasan saya. Mohon dikoreksi.
Saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam.
Saya masih terus belajar semenjak pertama kali saya memeluknya, 13 tahun yang lalu. Saya pernah memeluk agama lain sebelum saya ada disini, dan saya bersyukur atas rencana AllAH SWT akan hal tersebut yang (mungkin) dapat membuat saya memiliki empati lebih terhadap permasalahan perbedaan agama di Dunia ini.
Seperti apa yang terjadi kurang lebih 10 tahun terakhir, pemboman dimana-mana yang mengatasnamakan isu agama. Sampai dengan issue terakhir tentang kekerasan yang dilakukan pada aliran Ahmadiyah (tulisan ini saya buat bulan Februari 2011, tepat setahun yang lalu, ketika ada kekerasan terhadap aliran ahmadiyah). Dan saya terhenyak.
Issue agama tidak mudah untuk saya saring sebagaimana issue tentang politik. Saringan isu politik hanya berhenti di otak. Sedangkan issue agama ? Dia harus membuatku mengerahkan seluruh otak dan emosi untuk mencerna dan berpikir, mana yang benar??! Dan saya bagai terhempas pada dunia yang dingin, tak ada kehangatan, tak ada perasaan, yang ada hanya benar dan salah. Itu kemutlakan.
Namun ternyata, bukan jawaban benar dan salah yang ternyata saya butuhkan. Tapi proses untuk mencari pemahaman yang berujung pada ketenangan hati, saya rasa itu cukup.
Tempo hari, tiba-tiba saya ingin belajar tentang jihad dalam Islam.
Kata yang sering mereka dengungkan sebagai pembenaran atas apa yang mereka lakukan untuk menyakiti orang-orang yang tidak sepaham. Sekali lagi, saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam, dan dengan keterbatasan saya, saya ingin berbagi tentang apa yang saya dapat.
Dasar kata arti jihad adalah “berjuang” atau “ berusaha dengan keras”. Jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", maka lebih tepat bahwa ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . (Wikipedia, 2011- sumber yang saya anggap netral)
Ada pula yang berpendapat bahwa:
Sekalipun kata jihad menurut bahasa memliki arti mencurahkan segenap tenaga, kerja keras, dan sejenisnya, tetapi syariat Islam lebih sering menggunakan kata tersebut dengan maksud tertentu, yaitu berperang di jalan Allah. Artinya, penggunaan kata jihad dalam pengertian berperang di jalan Allah lebih tepat digunakan ketimbang dalam pengertian bahasa. Hal ini sesuai dengan kaidah yang sering digunakan para ahli ushul fiqih: Makna syariat lebih utama dibandingkan dengan makna bahasa maupun makna istilah. (http://www.wisnu Sudibjo.wordpress.com)
*Wiii…kok saya jadi keder sendiri yah ngomongin ini*
Hmmm…pada dasarnya saya hanya ingin berbagi tentang ilmu yang damai-damai aja kok, seperti yang saya baca tentang Etika Perang Nabi Muhammad SAW:
1. Jangan berkhianat.
2. Jangan berlebih-lebihan.
3. Jangan ingkar janji.
4. Jangan mencincang mayat.
5. Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita.
6. Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.
7. Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.
Prinsip yang jelas. Dan jika menilik lagi tentang ‘jihad’ yang terjadi sekarang tentunya tidak seperti yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW pada masa itu. Bapak Hasyim Muzadi pun menyebutkan bahwa kekerasan dalam Islam itu mutlak tidak dibenarkan kecuali umat islam diserang/diusir oleh musuh yang jelas. Dan apa yang terjadi di Indonesia tidak mempraktekan prinsip semacam itu.
Tentu pengetahuan saya sangat minim untuk berbicara tentang Jihad. Dari tulisan ini dengan seluruh keterbatasan saya, saya ingin menyampaikan bahwa masih banyak yang dapat dilakukan orang muslim dalam berjihad selain harus dengan menyakiti secara hati dan fisik kepada orang-orang yang tidak sepaham. Tidakkah ISLAM ingin dikenal sebagai agama pembawa kedamaian? Rahmatan lil alamin? Bukan hanya anugrah bagi orang islam tapi juga bagi seluruh alam raya. Bagaimana orang yang belum sepaham ini dapat memahami kedamaian ISLAM jika contoh-contoh yang ditunjukkan adalah hal-hal yang tidak dapat diterima hati nurani?. Jihad yang salah bukan melindungi ISLAM, tapi justru membuat nama ISLAM menjadi buruk. Mereka tidak akan kagum dan berdebar dengan bom bunuh diri, tapi justru akan terheran-heran bagaimana seorang bayi bisa ikut mati.
Jika kembali pada definisi jihad sebelumnya bahwa jihad adalah perjuangan mendirikan syariat islam, maka sebenarnya banyak yang bisa dilakukan karena yang dinamakan syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Jadi tentunya banyak turunannya. Jihad bisa dilakukan dengan sederhana, memberikan contoh-contoh bahwa Islam sebagai agama pembawa kedamaian.
Tulisan ini tidak ingin saya tujukan pada siapapun. Saya hanya ingin kita saling bekerja sama menunjukkan bagaimana orang muslim ini dapat bermanfaat bagi sesama. Tidak saling menyakiti secara fisik dan hati terutama bagi orang-orang yang belum mengerti tentang Islam. Sungguh ini permohonan saya dari lubuk hati yang paling dalam. Saya akan melanjutkan tulisan ini, untuk menjabarkan lagi tentang latar belakang pemikiran saya. Senantiasa menunggu feedback dari teman-teman. Terimakasih banyak.
Islam is Peace.
@ai_dhias