Mudah datang, Mudah Pergi, Tapi hanya Satu Tempat Kembali.
Me : Son, How’s Life ?
Him : Hi Yikk..., kabar biasa aja :), sedang menikmati hari-hari terakhir di Jakarta....
Me : ....................................
Kaget. Sedih. Marah. Bingung. Apa-apaan lagi ini ? Rasanya ingin marah dengan kata PENEMPATAN. Semuanya seperti baik-baik saja sebelum ‘dia’ datang, dan tiba-tiba saja ‘dia’ hadir, dan mengambil apa yang telah membuatku merasa lebih baik, TEMAN.
@SonyAnsyori. Kami mengenalnya 8 tahun yang lalu, tepatnya di kegiatan Student Camp for Peace (SCP) tahun 2003. Tidak menyangka bahwa pertemuan itu membuat teman-teman alumni SCP dan alumni peace camp-peace camp selanjutnya (yang tergabung dalam komunitas Peace Generation=buaya muda), menjadi teman ring pertamaku.
Termasuk si Sony itu. Entah dia sadar atau nggak, tapi dia telah membius para buaya muda, baik jantan maupun betina, untuk membuka deposit box, mengisinya dengan rahasia dan tumpahan curahan hati kemudian menitipkan kunci kepadanya. Ya, aku rasa dia tau semua kegundahgulanaan kami.
Aku lupa kapan tepatnya dia datang ke Jakarta, yang jelas itu kabar gembira buat kami, yang sudah duluan merantau di kota ini. Sony datang di saat yang tepat, tepat saat aku harus berusaha melupakan malam minggu. Dan dia juga orang yang tepat untuk sekedar menerima bahwa aku hanya akan melamun didepannya. Kosong. Tapi tak ada complain. Dia hanya mememastikan bahwa aku seharusnya bahagia. Dan hanya aku yang tahu bagaimana caranya.
Tapi bukan aku saja yang membutuhkannya. Si November (bukan nama yang sebenarnya), menelepon Sony dengan keresahannya dan meminta Sony untuk menghapus apapun tentang mr.X di facebooknya. Atau si Piano (bukan nama sebenarnya), yang menjadikan rumah Sony rumah pertama untuk diketuk dan menumpahkan seluruh kegalauannnya. Juga fikry (nama sebenarnya), yang numpang di kosan Sony sementara sebelum dia mencari kos yang perfecto di Jakarta. Semua mencari Sony....dalam keresahan, untuk diajak bicara, mendengar, bertukar ide, have fun, jalan-jalan, apapun....
Medan.
Itu kota baru yang akan dia tinggali. Jauh. Sama seperti mimpi-mimpinya selama ini. Tinggi. Apakah itu karena ditempatkan, atau dia yang menempatkan diri. Biarkan itu jadi rahasianya. Itu pilihannya. Awalnya marah karena dia tidak memberi tahukan rencana ini jauh-jauh hari, kami tahu inipun juga tidak sengaja. Lalu kamu anggap kami apa? #drama. Besok minggu dia berangkat.
Son, kamu berarti banyak buat kami. Begitupula kamu di Medan nanti. Pasti akan berarti banyak untuk orang-orang disana dan siapapun yang kamu temui. Pastikan kita semua akan bertemu di kota kita, Jogja dengan senyum dan banyak cerita. Selamat Berjuang ya son.....
Yikk..
BalasHapusCampur aduk bacanya. Seneng, sedih, haru, bingung, pasrah, .. (???)
-- bingung mau nulis apa lagi --
Saling mendoakan yang terbaik ya Yikk. Aku pasti bakal balik lagi kok. Semoga tidak akan lama dan tidak akan ada perubahan seperti ketakutanmu :)
Hugs,
-s-
Sorry Soon, minggu kemaren gak sempet ketemu di Jogja! Baru ngeh setelah dikasih tahu Wiwien tadi. Hduuh, ada apaaaa ini? Yang jelas selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Jalanmu luar biasa Son, karena kita percaya kamu memang bukan biasa-biasa saja. Tetap semangat!
BalasHapusDear Ayik, lihat betapa terkoneksinya ring satu yang kamu sebutkan tadi. Pada suatu titik, pengennya semua bertahan disini saja. Tapi di sisi lain persebaran buaya mungkin akan membuat pertemuan di kita selalu indah, tidak pernah membosankan dan selalu ada rindu untuk ditumpahkan bukan kekesalan atau amarah yang sudah tidak bisa dipendam.
Cheers up every one, love you all :)
Aku nggak di kabari kabarin son...?
BalasHapusya ya ati ati lah disana nanti saya kunjungi lagi dan saya rusuhi kos kosanmu hehe..