Ini tulisan saya tahun lalu, dan nggak jadi terpublish di Blog karena saya merasa kurang ilmu. Tapi saya pikir, nggak masalahlah...nanti kalo ada yang salah semoga ada yang bantu membenarkan, kalo nggak gini, ilmu nggak bertambah. Jadi, jika ada kesalahan dalam tulisan ini, sepenuhnya karena keterbatasan saya. Mohon dikoreksi.
Saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam.
Saya masih terus belajar semenjak pertama kali saya memeluknya, 13 tahun yang lalu. Saya pernah memeluk agama lain sebelum saya ada disini, dan saya bersyukur atas rencana AllAH SWT akan hal tersebut yang (mungkin) dapat membuat saya memiliki empati lebih terhadap permasalahan perbedaan agama di Dunia ini.
Seperti apa yang terjadi kurang lebih 10 tahun terakhir, pemboman dimana-mana yang mengatasnamakan isu agama. Sampai dengan issue terakhir tentang kekerasan yang dilakukan pada aliran Ahmadiyah (tulisan ini saya buat bulan Februari 2011, tepat setahun yang lalu, ketika ada kekerasan terhadap aliran ahmadiyah). Dan saya terhenyak.
Issue agama tidak mudah untuk saya saring sebagaimana issue tentang politik. Saringan isu politik hanya berhenti di otak. Sedangkan issue agama ? Dia harus membuatku mengerahkan seluruh otak dan emosi untuk mencerna dan berpikir, mana yang benar??! Dan saya bagai terhempas pada dunia yang dingin, tak ada kehangatan, tak ada perasaan, yang ada hanya benar dan salah. Itu kemutlakan.
Namun ternyata, bukan jawaban benar dan salah yang ternyata saya butuhkan. Tapi proses untuk mencari pemahaman yang berujung pada ketenangan hati, saya rasa itu cukup.
Tempo hari, tiba-tiba saya ingin belajar tentang jihad dalam Islam.
Kata yang sering mereka dengungkan sebagai pembenaran atas apa yang mereka lakukan untuk menyakiti orang-orang yang tidak sepaham. Sekali lagi, saya bukan orang yang tahu banyak tentang Islam, dan dengan keterbatasan saya, saya ingin berbagi tentang apa yang saya dapat.
Dasar kata arti jihad adalah “berjuang” atau “ berusaha dengan keras”. Jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", maka lebih tepat bahwa ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . (Wikipedia, 2011- sumber yang saya anggap netral)
Ada pula yang berpendapat bahwa:
Sekalipun kata jihad menurut bahasa memliki arti mencurahkan segenap tenaga, kerja keras, dan sejenisnya, tetapi syariat Islam lebih sering menggunakan kata tersebut dengan maksud tertentu, yaitu berperang di jalan Allah. Artinya, penggunaan kata jihad dalam pengertian berperang di jalan Allah lebih tepat digunakan ketimbang dalam pengertian bahasa. Hal ini sesuai dengan kaidah yang sering digunakan para ahli ushul fiqih: Makna syariat lebih utama dibandingkan dengan makna bahasa maupun makna istilah. (http://www.wisnu Sudibjo.wordpress.com)
*Wiii…kok saya jadi keder sendiri yah ngomongin ini*
Hmmm…pada dasarnya saya hanya ingin berbagi tentang ilmu yang damai-damai aja kok, seperti yang saya baca tentang Etika Perang Nabi Muhammad SAW:
1. Jangan berkhianat.
2. Jangan berlebih-lebihan.
3. Jangan ingkar janji.
4. Jangan mencincang mayat.
5. Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita.
6. Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.
7. Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.
Prinsip yang jelas. Dan jika menilik lagi tentang ‘jihad’ yang terjadi sekarang tentunya tidak seperti yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW pada masa itu. Bapak Hasyim Muzadi pun menyebutkan bahwa kekerasan dalam Islam itu mutlak tidak dibenarkan kecuali umat islam diserang/diusir oleh musuh yang jelas. Dan apa yang terjadi di Indonesia tidak mempraktekan prinsip semacam itu.
Tentu pengetahuan saya sangat minim untuk berbicara tentang Jihad. Dari tulisan ini dengan seluruh keterbatasan saya, saya ingin menyampaikan bahwa masih banyak yang dapat dilakukan orang muslim dalam berjihad selain harus dengan menyakiti secara hati dan fisik kepada orang-orang yang tidak sepaham. Tidakkah ISLAM ingin dikenal sebagai agama pembawa kedamaian? Rahmatan lil alamin? Bukan hanya anugrah bagi orang islam tapi juga bagi seluruh alam raya. Bagaimana orang yang belum sepaham ini dapat memahami kedamaian ISLAM jika contoh-contoh yang ditunjukkan adalah hal-hal yang tidak dapat diterima hati nurani?. Jihad yang salah bukan melindungi ISLAM, tapi justru membuat nama ISLAM menjadi buruk. Mereka tidak akan kagum dan berdebar dengan bom bunuh diri, tapi justru akan terheran-heran bagaimana seorang bayi bisa ikut mati.
Jika kembali pada definisi jihad sebelumnya bahwa jihad adalah perjuangan mendirikan syariat islam, maka sebenarnya banyak yang bisa dilakukan karena yang dinamakan syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Jadi tentunya banyak turunannya. Jihad bisa dilakukan dengan sederhana, memberikan contoh-contoh bahwa Islam sebagai agama pembawa kedamaian.
Tulisan ini tidak ingin saya tujukan pada siapapun. Saya hanya ingin kita saling bekerja sama menunjukkan bagaimana orang muslim ini dapat bermanfaat bagi sesama. Tidak saling menyakiti secara fisik dan hati terutama bagi orang-orang yang belum mengerti tentang Islam. Sungguh ini permohonan saya dari lubuk hati yang paling dalam. Saya akan melanjutkan tulisan ini, untuk menjabarkan lagi tentang latar belakang pemikiran saya. Senantiasa menunggu feedback dari teman-teman. Terimakasih banyak.
Islam is Peace.
@ai_dhias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar