Minggu, 02 September 2012

Hello You.

Halo, kamu, apa kabar ?
Pertanyaan ini sama-sama kita tahu, tidak perlu dilontarkan lagi.
Aku hanya ingin berbagi analogi disini, agar kamu dan mereka mengerti.
Jika tidak lagi dapat memperjuangkan, memang sebaiknya pergi.
Tak perlu lagi mengais-ngais hati ini yang sudah terberai tanpa arti.
Mengumpulkannya dan memporakporandakan. Berulang kali.
Aku lelah, aku tahu kamu juga. Ini sudah terlalu lama.
Seperti yang kamu ungkapkan, memotong kepala memegang kaki.
Jangan egois. Banyak hati yang akan terluka lagi.
Ini sudah aku katakan berulang kali. 

Untuk segala perbedaan yang kita hadapi,
Prinsip kita sama, diri sendiri yang akan kita korbankan.
Bukankah begitu, teman?
Hati ini, Biarlah Allah yang jaga, pun dengan perasaanmu dan aku.
Percayakan ini pada-Nya. Biar Dia yang menyelesaikannya, sang penyembuh luka.

Pemberani mati sekali, pengecut mati berkali-kali.
Aku memilih menjadi pemberani dengan menulis ini.
Jangan dekati aku lagi, jika pilihanmu terbagi.
Dengan waktu yang sama, jangan bergerak di dua hati.

Awalnya aku mempercayakanmu sebagai obatku.
Tapi sudah tidak berkerja lagi.
Karena kamu hanya membuatku tercandu.
Mungkin obat lain sudah menunggu.
Jangan lagi mengiba, dan membuatku menantimu.
Janjimu, sudah tidak tepat waktu.

Hello You.
Aku mohon jangan datang dan pergi sesuka hati.
Karena pria sejati mempunyai ketetapan hati.

-

@ai_dhias

5 komentar:

  1. ahirnya si Ai nulis lagi, selama ini kemana aja?

    BalasHapus
  2. Hehe..kangen sama tulisan saya yah? :p Semoga bisa konsisten...:)

    BalasHapus
  3. Hehe..kangen sama tulisan saya yah? :p Semoga bisa konsisten...:)

    BalasHapus
  4. peluk aik..
    aku mendukungmu 100 persen ik (dari dulu juga mauku begitu)

    BalasHapus
  5. you're still beautiful

    BalasHapus