Jumat, 11 November 2011

Diklat Jabatan Fungsional

Stasiun Bandung, 11.11.11

Kali ini saya sedang di Stasiun Bandung, sambil menanti kereta yang baru akan berangkat 1 jam lagi. Sambil menunggu, saya ingin bercerita sedikit tentang diklat yang baru saja saya jalani di Bandung 2 minggu ini. Diklat Pengangkatan Jabatan Fungsional sebagai Penata Ruang.

Jadi sekarang, seluruh staf diarahkan untuk memiliki jabatan fungsional. Dengan adanya jabatan tersebut PNS diharapkan dapat bekerja lebih fokus, mandiri, produktif, kreatif dan inovatif dalam bekerja. Karena apa ? Dalam jabatan ini PNS akan dikelompokkan sesuai dengan keahliannya, dan akan dapat naik golongan dengan mengejar nilai kredit (yang kayanya susah banget ngumpulinnya kecuali dengan menulis). Istilah PGPS (Pintar Goblok Penghasilan Sama), semoga bisa di reduksi. Arah selanjutnya adalah Reformasi Birokrasi. Dimana dengan adanya jabatan fungsional tersebut, struktur organisasi dapat lebih dirampingkan. Terdapat wacana eselon IV akan dihilangkan di tahun sekian, eselon III akan dihilangkan di tahun sekian, selanjutnya eselon I dan II akan bekerja dengan para ahli-ahli tersebut. Belum terbayang bagaimana nanti jadinya, namun saya optimis bahwa fokus pada pekerjaan substansi akan memudahkan kami untuk belajar lebih profesional menekuni suatu bidang.

Para pengajar terdiri atas Widya Iswara dan para pejabat di lingkungan kantor yang masih aktif. Nah, untuk iseng-iseng saja, saya mengelompokkan pengajar menjadi 3 golongan, sbb :
1. Pengajar Galau.
Tidak semua puas dengan sistem penataan ruang di Indonesia saat ini. Agak membingungkan juga ketika si pengajar meluncurkan kritik-kritik dan pertanyaan-pertanyaan membingungkan terkait UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Saya seperti anak TK yang disuruh menilai poligami itu benar atau salah (Hedeh, analoginya gini amat ;p). Artinya, saya yang masih limbung jadi semakin bingung. Maigattt, hanya untuk menerjemahkan satu pasal saja ada banyak asumsi. Ending setelah pelajaran usai adalah, saya ikut galau bersama si pengajar -___-*

2. Pengajar Optimis
Nah, kalo yang ini oke. Kami disini memang untuk mencari pencerahan. Senang rasanya mendapat tipe pengajar yang optimis. Beberapa pengajar yang optimis pun terkesan lebih inovatif dalam menyampaikan materinya. Tidak berhenti disitu, mereka juga menyampaikan hal-hal diluar yang biasa kami pikirkan. Misalnya saja tentang Peraturan Zonasi. Dimana yang biasa dilakukan selama ini hanya sekedar mengisikan kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, tidak diperbolehkan, intesitas pemanfaatan ruang dan sarana prasarana minimum, dengan apa adanya. Padahal, dalam menentukan hal tersebut perlu analisis mendalam. Misalnya untuk daerah sempadan sungai rawan banjir, perlu ditinjau ketentuan untuk banjir tahunan X tahun atau Y tahun. Bahkan mungkin ketinggian saklar listrik minimum (agak a-spatial sih ;p). Pengajar lain juga menitipkan pesan untuk belajar dan belajar, segera googling untuk istilah-istilah yang tidak diketahui, dan mencari buku referensinya di perpustakaan jika ingin mengetahui sebuah konsep dengan lebih mendalam (hal yang tentunya jarang saya lakukan;p).

3. Pengajar Inspiratif.
Nah pengajar insipiratif ini saya temui di akhir-akhir diklat. Mungkin karena para pejabat harus mengejar nilai kredit lewat menulis, maka diakhir diklat ada mata diklat untuk menulis karya tulis ilmiah. Kedengaran agak berat, tapi saya rasa panitia mendatangkan orang yang tepat. Beliau adalah staf ahli di kantor dan sudah menuliskan sekitar 15 buku. Dari mulai buku yang terkait dengan penataan ruang maupun buku-buku popular. Dari beliau saya belajar banyak. Pertama, jangan takut untuk menulis. Ya, ini penyakit saya. Tulisan yang selama ini saya hasilkan jauh dari jenis tulisan ilmiah. Karena saya takut salah dan takut disalah-salahin orang. Oleh karena itu beliau memberi beberapa tips jika ingin menulis sesuatu di koran : aktual, berkontribusi memberi solusi, data yang valid (bukan fitnah), kata yang santun, dan dimulai dari koran lokal.

Yupppppp, kereta sudah jalan. Sekarang saatnya kembali menikmati perjalananan. Terimakasih untuk teman-teman Diklat Jafung Angkatan II yang sangat bersemangat, pinter-pinter dan hobi jalan. Buat yang muntah-muntah, mual-mual, bersin-bersin, masuk angin, semoga cepat sembuh. Sampai ketemu lagi dikantor :)

Role Play Penyusunan RTRW

Here we are :)

2 komentar:

  1. nice post aiikk,,,, aku sampe sekarang masih bercita2 ngepost JFP ku aja,,tp blm kesampaian

    BalasHapus
  2. kak, mau nanya donk. aku kan baru keluar sk pns nih jd jabatannya sama kayak di sk cpns yaitu penata ruang. tp gak ada yg ngejelasin kalo aku itu fungsional tertentu n harus ngumpulin angka kredit. aku harus gimana ya?

    BalasHapus